Senin, 09 Desember 2013

Katia: Saya Ingin Tahu, Mengapa Saya Menyalahkan Umat Islam

Nama saya ialah Katia dan nama Muslim saya adalah Aisha. Saya adalah seorang Ortodok Rusia, seorang Kristen. Saya dilahirkan di Rusia. Saya memeluk agama Islam kira-kira satu setengah tahun lalu.(artikel 16 Februari 2013)
 
Saya pikir saya akan menjadi seorang yang lebih serius seandainya keluarga saya penganut agama yang baik. Keluarga saya tidak begitu religius, makanya saya mencarinya. Bagian dari diri saya, saya sering mencari sesuatu.
 
Saya juga mencoba berbagai cabang Kristen. Banyak dari teman-teman saya menjadi penganut Pentekosta dan Katolik, maka saya berusaha untuk menyesuaikan diri saya. Saya ikut perhimpunan di gereja, dan saya memang merasa senang dengan sebagian darinya. Saya bukan coba untuk mengatakan sesuatu yang tidak baik tentang orang lain, karena hal ini ada dimana-mana, apa yang banyak saya temukan adalah kemunafikan. Begitu banyak orang yang menjadi hipokrit saat dalam bangunan, dan sebaik saja mereka keluar, mereka menjadi orang yang berbeda, mereka mempunyai kepribadian yang berbeda sama sekali. Itulah sebabnya saya menolak diri saya dari kelompok agamis.
 
Dalam banyak agama kecuali Islam, banyak sekali hal-hal yang tidak mengisi ruangan ini, banyak sekali pertanyaan yang tinggal tidak terjawab.
 
Jangan melakukan penilaian terhadap Islam dengan melihat Muslim.
Saya menemukan Muslim di Rusia, tetapi saya tidak pernah melihat hijab, seperti yang saya pakai. Saya tidak pernah melihat seorang muslimah dengan hijab, atau mungkin saya tidak pernah melihat seorang Muslimah yang berhijab diluar rumah.
 
Saya punya serang teman, namanya Salaly, di sekolah tinggi, dia seorang perempuan yang pernah saya temukan berhijab. Dan secara jujur, saya tidak pernah menghormati agamanya atau merasa bangga bahwa dia mempunyai kepercayaan ini. Sebenarnya, apa yang berlaku sebaliknya, saya berpikir itu satu hal yang aneh. Bagi saya hal itu tidak masalah, baik untuknya, apa saja yang membuat dia bahagia, maka dia bisa melakukannya. Hal itu merupakan sesuatu yang menarik.
 
Saya juga punya teman-teman Muslim, tetapi mereka tidak religius, apa yang paling menarik sekali yang saya temukan sewaktu meneliti Islam, seseorang mengatakan kepada saya,"Jangan menilai Islam dengan melihat Muslim.Karena Islam adalah satu –ia merupakan satu yang murni- tetapi Muslim begitu banyak dan dianut oleh berbagai bangsa, budaya dan semuanya mengamalkan Islam lewat cara mereka sendiri.
 
Tetapi saya tidak peduli, setiap orang punya tradisi mereka sendiri. Dan demikian begitu banyak sekali ketika orang begitu terkejut ketika mereka melihat contohnya diri saya, cara saya berpakaian, mereka tidak sadar bahwa saya seorang Muslimah, mereka bertanya adakah saya seorang Yahudi, karena bagi mereka Muslimah memakai niqab, berpakaian hitam, dan tidak bisa keluar. Ini sesuatu yang aneh karena betapa orang yang mempunyai budaya yang berbeda di negara mereka tidak bermakna itulah Islam sesungguhnya.
 
Dan perkara terbesar saya pikir adalah kesenjangan budaya, dan apa yang berlaku pada 11 September, bersama dengan semua teman sekelas saya, sekolah tinggi…karena ketika itu saya berada di sekolah tinggi, semua orang mulai menunjukkan dan setiap orang mulai menyebarkan kabar angin, dan secara otomatis percaya bahwa satu kumpulan ini merupakan puncak segala masalah di dunia, terutama11 September.
 
Sama seperti rekan-rekan saya, saya lihat bahwa bukan sekadar 11 September tetapi setiap hari, semua orang, terutama saya merasakan saya suka berada di sini dan berdiri di luar, saya dapat melihat bahwa orang disini kadangkala tidak lagi berpikir sendiri, mereka hanya bergantung kepada apa yang disampaikan teman mereka, keluarga mereka atau media. Maka, seperti orang lain saya berada dalam frame pikiran ini  'mereka membenci kita, maka kita harus membenci mereka, kita harus melakukan sesuatu mengenainya,…' dan ini benar-benar membuat saya merasa sedih, Alhamdulillah, saya pikir sesuatu itu terjadi memang karena sesuatu sebab. Saya tidak akan mengatakan bahwa ada sesuatu buruk yang menimpa saya, tetapi….
 
Saya melihat orang lain menyalahkan umat Islam karena peristiwa tersebut, saya juga melakukan hal yang sama, tetapi saya ingin tahu mengapa saya menyalahkan umat Islam.
 
Saya mulai banyak membaca.Saya mulai melakukan penelitian.Saya mulai menanyakan banyak orang, bukan pertanyaan 'Apakah dalam Islam adakah ajaran untuk meledakkan diri mereka sendiri?' Ini merupakan pertanyaan yang tidak masuk akal sama sekali. Adakalanya orang lain bergurau tentang hal ini dengan saya. Itulah menyebabkan saya melakukan pencarian serius tentang Islam. Saya tidak perlu belajar secara ilmiah tentang Islam, anda tidak perlu pergi dan menghadiri kelas, apa yang perlukan ialah buku lima halaman yang mengajar anda mengapa anda harus mengenakan hijab, anda mengetahui kesucian, dan perkara-perkara seperti ini dengan langkah-langkah kecil.(IRIB Indonesia/onIslam.net)

0 komentar:

Posting Komentar