
Kepada koran
Yediot Aharonot, Zach yang meraih penghargaan sastra di Israel ini
menganggap penjajah zionis merupakan sumber kerusakan, kekerasan dan
kejahatan.
Zach yang lahir di Jerman ini
menyerukan untuk memboikot permukiman yahudi, dan ia menyatakan
keinginannya untuk tidak mengakhiri hidupnya di sebuah negara yang
menganut sistem rasial (Apartheid) .
Zach
menyebutkan, usia terindah yang dilaluinya pada usia 13 tahun hidup di
Inggris, sebelum eksodus ke Palestina. Ia menyatakan, “Seandainya aku
tahu bahwa zionis akan berujung dengan negara ini, yang hidup dengan
pedang, tentu aku akan tetap tinggal di Eropa, sungguh aku telah lari
dari negara nazi, namun aku dapati saat ini aku hidup di negara fasis.
Hal ini terlihat dengan datangnya para yahudi Rusia yang terpengaruh
dengan ideologi Balsefik yang tangan mereka berlumuran darah warga
Checnya, di samping para yahudi dari Timur yang sangat benci terhadap
warga Arab. (qm)
0 komentar:
Posting Komentar