Jumat, 18 Oktober 2013

Khatib Shalat Jumat Tehran Soroti Merebaknya Ekstrimisme di Dunia:

Khatib Shalat Jumat Tehrandalam khutbahnya menyinggung gerakan ekstrim yang meluas akhir-akhir ini dan perundingan nuklir Iran dengan Barat.

Ayatullah Muhammad Emami Kashanidalam khutbah Jumat hari ini, Jumat (18/10) menyinggung pesan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, dan mengatakan, "Rahbar dalam pesannya mengisyaratkan tentang problem-problem dunia Islam. Dewasa ini, dunia Islam menghadapi masalah yang sejak lama telah dirancang oleh musuh." Demikian dilaporkan FNA.

Ia menambahkan, "Pada abad kedua hijriyah, muncul pembahasan tentang salafisme, di mana Salaf berarti kita kembali kepada para sahabat dan orang-orang terdahulu. Tentunya perkataan ini baik, sebab kita harus mengikuti Rasulullah Saw, namun sayangnya mereka melakukan kebohongan dengan perkataan itu untuk menjustifikasi pemikiran dan perbuatan keliru mereka."

Ayatullah Emami Kashanimenandaskan, orang-orang Salafi terbagi menjadi beberapa kelompok; sebagian mengkafirkan umat Islam lainnya dan sebagian tidak, namun mereka tetap menebarkan perpecahan.

Mengenai meluasnya paham Salafi di Arab Saudi, Khatib Shalat Jumat Tehran mengatakan, "Pada abad ketujuh hijriyah, Salafisme mencapai puncaknya di masa Ibnu Taimiyyah dan kemudian meluas di berbagai negara termasuk Mesir, namun Salafisme tidak berkembang di sana."

"Abdul Wahhab menyebarkan Salafisme di Arab Saudi dan sejak itu pembahasan pengkafiran dimulai," ujarnya.

Ayatullah Emami Kashanilebih lanjut menuturkan, "Kita harus melihat bagaimana sikap Nabi Muhammad Saw di berbagai perang dengan kaum musrikin. Beliau di berbagai perang menegaskan perlunya belas kasihan terhadap perempuan dan anak-anak. Di masa penaklukan Kota Mekah, beliau mengambil bendera hitam Islam dari tangan Saad bin Ubadah yang mengatakan bahwa hari ini adalah hari pembalasan. Kemudian Rasulullah Saw bersabda `Tidak demikian, hari ini adalah hari rahmat.' Setelah itu, beliau menyerahkan bendera tersebut kepada Imam Ali as. Masalah ini harus dijelaskan oleh para ulama Ahlusunnah."

Khatib Shalat Jumat Tehran melanjutkan, "Di mana ada kejahatan seperti kejahatan yang terjadi pada hari ini: mengapa kalian membantai anak-anak dan memakan jantung manusia? Bahkan di abad pertengahan pun tidak terjadi kejahatan seperti ini."
 ‎
Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Emami Kashanimengatakan, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menegaskan bahwa dewasa ini mengenal musuh dan persatuan adalah "obat yang menyembuhkan" masalah umat Islam, dan mengenal musuh dan sirah Nabi Muhammad Saw harus dijelaskan.

"Setiap Muslim harus menjelaskan sirah ini supaya kelompok ektrim dan Takfiri ini menjadi jelas bahwa mereka bukan pengikut agama dan tidak menganggap penting Islam. Dewasa ini, ada gerakan politik di balik komunitas orang-orang bodoh," ujarnya.

Ulama besar dunia Islam tersebut lebih lanjut mengatakan, "Sebagian orang mengatakan `kami adalah Salafi.` Namun mereka tidak mempercayai Nabi Muhammad Saw dan di belakang mereka terdapat sebuah gerakan politik, di mana mereka melakukan kejahatan di berbagai negara: kejahatan di Mesir, Irak dan Lebanon."

Mengenai perundingan nuklir antara Iran dan Barat, Ayatullah Emami Kashani menandaskan, pernyataan Amerika Serikat bahwa keamanan rezim Zionis Israel penting bagi Washington adalah pernyataan salah.

"Iran tidak pernah mengacaukan keamanan. Iran mengharamkan senjata nuklir dan Rahbar juga telah memberikan fatwa tentang hal itu," ujarnya.

Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani mengatakan, statemen para pejabat Israel bahwa keamanan adalah prioritas utama kami, adalah kebohongan belaka. Sebab, Israel selalu ingin mempropagandakan Islam sebagai agama yang brutal dan kejam.

"Mereka sedang melakukan kejahatan, namun mengatakan bahwa Iran adalah pengganggu keamanan," protesnya.

"Pendekatan Republik Islam adalah pendekatan keamanan dan masalah ini harus diperhatikan dengan benar oleh media," tegasnya.

Ayatullah Emami Kashani di bagian akhir khutbahnya menandaskan, "Saya berharap Republik Islam Iran sukses dan Allah Swt akan membantu supaya Republik Islam berubah menjadi contoh bagi masyarakat dari sisi politik, akhlak dan ekonomi. (IRIB Indonesia/RA)

0 komentar:

Posting Komentar