Khatib Shalat Jumat Tehrandalam khutbahnya menyinggung gerakan
ekstrim yang meluas akhir-akhir ini dan perundingan nuklir Iran dengan
Barat.
Ayatullah Muhammad Emami Kashanidalam khutbah
Jumat hari ini, Jumat (18/10) menyinggung pesan Rahbar atau Pemimpin
Besar Revolusi Islam, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, dan
mengatakan, "Rahbar dalam pesannya mengisyaratkan tentang
problem-problem dunia Islam. Dewasa ini, dunia Islam menghadapi masalah
yang sejak lama telah dirancang oleh musuh." Demikian dilaporkan FNA.
Ia menambahkan, "Pada abad kedua hijriyah, muncul pembahasan tentang
salafisme, di mana Salaf berarti kita kembali kepada para sahabat dan
orang-orang terdahulu. Tentunya perkataan ini baik, sebab kita harus
mengikuti Rasulullah Saw, namun sayangnya mereka melakukan kebohongan
dengan perkataan itu untuk menjustifikasi pemikiran dan perbuatan keliru
mereka."
Ayatullah Emami Kashanimenandaskan,
orang-orang Salafi terbagi menjadi beberapa kelompok; sebagian
mengkafirkan umat Islam lainnya dan sebagian tidak, namun mereka tetap
menebarkan perpecahan.
Mengenai meluasnya paham Salafi
di Arab Saudi, Khatib Shalat Jumat Tehran mengatakan, "Pada abad
ketujuh hijriyah, Salafisme mencapai puncaknya di masa Ibnu Taimiyyah
dan kemudian meluas di berbagai negara termasuk Mesir, namun Salafisme
tidak berkembang di sana."
"Abdul Wahhab menyebarkan Salafisme di Arab Saudi dan sejak itu pembahasan pengkafiran dimulai," ujarnya.
Ayatullah Emami Kashanilebih lanjut menuturkan, "Kita harus melihat
bagaimana sikap Nabi Muhammad Saw di berbagai perang dengan kaum
musrikin. Beliau di berbagai perang menegaskan perlunya belas kasihan
terhadap perempuan dan anak-anak. Di masa penaklukan Kota Mekah, beliau
mengambil bendera hitam Islam dari tangan Saad bin Ubadah yang
mengatakan bahwa hari ini adalah hari pembalasan. Kemudian Rasulullah
Saw bersabda `Tidak demikian, hari ini adalah hari rahmat.' Setelah itu,
beliau menyerahkan bendera tersebut kepada Imam Ali as. Masalah ini
harus dijelaskan oleh para ulama Ahlusunnah."
Khatib
Shalat Jumat Tehran melanjutkan, "Di mana ada kejahatan seperti
kejahatan yang terjadi pada hari ini: mengapa kalian membantai anak-anak
dan memakan jantung manusia? Bahkan di abad pertengahan pun tidak
terjadi kejahatan seperti ini."
Di bagian lain
khutbahnya, Ayatullah Emami Kashanimengatakan, Pemimpin Besar Revolusi
Islam Iran menegaskan bahwa dewasa ini mengenal musuh dan persatuan
adalah "obat yang menyembuhkan" masalah umat Islam, dan mengenal musuh
dan sirah Nabi Muhammad Saw harus dijelaskan.
"Setiap
Muslim harus menjelaskan sirah ini supaya kelompok ektrim dan Takfiri
ini menjadi jelas bahwa mereka bukan pengikut agama dan tidak menganggap
penting Islam. Dewasa ini, ada gerakan politik di balik komunitas
orang-orang bodoh," ujarnya.
Ulama besar dunia Islam
tersebut lebih lanjut mengatakan, "Sebagian orang mengatakan `kami
adalah Salafi.` Namun mereka tidak mempercayai Nabi Muhammad Saw dan di
belakang mereka terdapat sebuah gerakan politik, di mana mereka
melakukan kejahatan di berbagai negara: kejahatan di Mesir, Irak dan
Lebanon."
Mengenai perundingan nuklir antara Iran dan
Barat, Ayatullah Emami Kashani menandaskan, pernyataan Amerika Serikat
bahwa keamanan rezim Zionis Israel penting bagi Washington adalah
pernyataan salah.
"Iran tidak pernah mengacaukan
keamanan. Iran mengharamkan senjata nuklir dan Rahbar juga telah
memberikan fatwa tentang hal itu," ujarnya.
Di bagian
lain khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani mengatakan, statemen para
pejabat Israel bahwa keamanan adalah prioritas utama kami, adalah
kebohongan belaka. Sebab, Israel selalu ingin mempropagandakan Islam
sebagai agama yang brutal dan kejam.
"Mereka sedang melakukan kejahatan, namun mengatakan bahwa Iran adalah pengganggu keamanan," protesnya.
"Pendekatan Republik Islam adalah pendekatan keamanan dan masalah ini harus diperhatikan dengan benar oleh media," tegasnya.
Ayatullah Emami Kashani di bagian akhir khutbahnya menandaskan, "Saya
berharap Republik Islam Iran sukses dan Allah Swt akan membantu supaya
Republik Islam berubah menjadi contoh bagi masyarakat dari sisi politik,
akhlak dan ekonomi. (IRIB Indonesia/RA)
Jumat, 18 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar